Baru saja aku menyelesaikan urusanku dengan Pak Tuhan, susah, payah, letih, resah aku membuat proposal-proposal bualan, tentang ini, tentang itu.
Urusan ku tak pernah membuat repot Pak Tuhan, permintaan-permintaanku juga tak pernah membuat Pak Tuhan merah justru Pak Tuhan malah tertawa melihat mimik wajahku, Pak Tuhan firman, aku datang hanya membawa mimik wajah yg lelah, resah, sedih, bahagia, payah, suka, duka saja, tak pernah minta seperti halnya orang-orang lain yg datang kepada Bapak. Masih sambil tertawa-tawa dan mengelus-elus ubun-ubun kepalaku.
Disitu aku jadi merasa bersalah juga malu, tapi tidak sepenuhnya, Pak Tuhan tau caraku datang yang tidak dengan Verbalitas namun dengan Ekspresi. Aku difirman "Dasar Bocah.", Sebab Aku lucu. Dan itu bermakna Tahqir.
Aku tahu, Pak Tuhan itu segala Maha , mulai dari Pengasih, Penyayang, Raja, Suci, ada Sembilan Puluh Sembilan semua yang menghuni Langit serta Bumi paham betul.
Pak Tuhan -Maha- tahu Aku diberi rasa memiliki syukur yang cukup tinggi, itu sebabnya Aku tak melulu datang dengan permintaan-permintaan jika saat di "5 Waktu Datang."
Singkatnya Aku Datang tak meminta pada Pak Tuhan bukan seakan-akan Aku menganggap Pak Tuhan tak bisa membantu, tapi itu karena Aku akan berusaha dengan penuh kesungguhan - man jadda wa jada-, kesabaran -man sobaro Dzofiro-, Berserah -wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib, wa man yatawakkal 'alallah fahuwa hasbuh, innallaaha baalighu amrihi, qod ja'alallah likulli syai in qodroo- punya banyak rencana-rencana yg telah disusun rapih tiap bulannya, tiap tahunnya, tiap windunnya, intinya begini Pak Tuhan punya banyak rencana-rencana ditiap waktunya.
°°°
Kali itu - setelah Pak Tuhan bilang -, Aku datang kepada Pak Tuhan dengan wajah kiri terang, wajah kanan redup.
Aku mengetuk pintu, yang didalam tau ada aku diluar, kemudian dari dalam terdengar firman masuk, Aku masih seperti biasa, masuk masih dengan Ekspresi, Pak Tuhan senyum dengan Maha kepadaku.
" Apa ada yang salah denganmu." firman Pak Tuhan padaku dengan senyumnya yang Maha. Maha Hangat kurasa.
Seperti sebelumnya Aku hanya diam saja, Aku sangat ingin menangis saat Tuhan firman kepadaku seperti itu.
Bersambung...